Wednesday, 4 September 2013

Sang Iconic: WATER TOREN MAGELANG

Magelang
Senin, 1 Oktober 2012
Sang Iconic: WATER TOREN MAGELANG
Pada hari tersebut adalah hari yang sangat istimewa bagi saya. Secara tidak sengaja, saya diijinkan memasuki Menara Air / Water Toren Magelang, walaupun hanya sebentar sekitar 15 menit.

Kendaraan Wajib
Berawal dari bangun pagi, dan bersepeda mengelilingi kota Magelang yang asri dengan udara yang sejuk. Dengan perlahan mengayuh sepeda unik saya, mengitari alun-alun sekali. Kemudian saya melihat dua pegawai PDAM yang sedang mengecek pipa dan lampu di atas. Dengan sekelumit pertanyaan tentang Water Toren, saya menanyakan sedikit pertanyaan sekitar Water Toren. Dan pegawai tersebut dengan sangat ramah menjawab beberapa pertanyaan saya. Beberapa percakapan pribadi juga terceletuk oleh keramahtamahan pegawai tersebut. 

Pintu Water Toren
Water Toren Magelang
Kemudian tiba-tiba saya melihat pintu biru terbuka, dan saya minta ijin untuk masuk, dan begitu istimewa ketika ternyata saya diijinkan memasuki bangunan istimewa, bahkan ditawari naik sampai puncak bangunan heritage fenomenal berupa menara air / water toren Magelang. Dan saya tidak mau menyia-nyiakan tawaran istimewa ini, walaupun sebenarnya takut ketinggian. hehe....
Perasaan yang bercampur aduk, bahagia dan sedih pula. Sebagian perasaan bahagia adalah kesempatan ini sangat langka, bahkan tak terduga. Salah satu impian semua pecinta heritage Magelang adalah naik Water Toren ini sampai puncak. 

Sangat Beruntung Bisa Sampai Puncak Water Toren Magelang
Dan saya adalah salah satu bagian dari yang sangat beruntung.... hehe.... Dan sebagian perasaan sedih adalah: terkadang saya berpikir kalau bangunan ini susah merawatnya, bahkan ada bagian lantai yang rusak. 

Overall saya sangat senang dengan kunjungan yang istimewa kali ini :)

Sejarah Water Toren Magelang
"Aloon-Aloon. Magelang. Java"
Source: http://media-kitlv.nl/image/f8d729ba-3f04-4587-ae7a-8887824a488b
 Menara air yang dibangun pada tahun 1916 dan diarsiteki oleh Herman Thomas Karsten ini, diketahui bahwa menara air mulai beroperasi mencukupi kebutuhan air masyarakat Kota Magelang pada tahun 1920. Menara yang dibangun dengan 32 pilar ini memiliki tinggi 21,2 m dan dapat menampung 1,750 juta liter air. Dari arsip yang berada di bangunan seluas 395,99 m ini, diketahui bahwa menara air terdiri dari beberapa bagian dan bagian paling bawah yang berbentuk melingkar, dulunya merupakan bangunan yang diperuntukkan laboratorium, ruang pelayanan pelanggan, ruang administrasi dan ruang pengontrol air. 

Air yang masuk ke menara ini berasal dari beberapa sumber mata air yang ada di dusun Taroman, desa Kalinongko, Kecamatan Bandongan. Sejak 2 Mei 1920, melalui beberapa pipa induk, air mulai dialirkan ke masyarakat Kota Magelang yang ada di sekitar menara. 

Keberadaanya sampai sekarang ini masih berfungsi dengan baik, serta dibutuhkan oleh masyarakat Kota Magelang. Selain berfungsi sebagai penampungan air, menara tersebut juga menjadi 'landmark' atau penanda yang khas dari Kota Magelang. 

Karena alun-alun adalah area publik yang berfungsi sebagai sarana rekreasi warga, maka tak heran kalau sehari-hari di sekitar menara air ini kerap dijumpai kerumunan orang duduk-duduk bersantai melepas lelah menikmati suasana Kota Magelang. Dan alun-alun Magelang juga sangat unik. Keunikan ini tergambarkan dalam toleransi beragama. Alun-alun dikelilingi oleh Masjid Agung Magelang, Klenteng Liong Hok Bio, Gereja Katolik St. Ignatius dan Gereja Kristen (GPIB).
Toleransi Beragama di Kawasan Magelang

No comments:

Post a Comment