Magelang
Senin, 1 Oktober 2012
Senin, 1 Oktober 2012
Sang Iconic: WATER TOREN MAGELANG |
Pada hari tersebut adalah
hari yang sangat istimewa bagi saya. Secara tidak sengaja, saya
diijinkan memasuki Menara Air / Water Toren Magelang, walaupun hanya
sebentar sekitar 15 menit.
Kendaraan Wajib |
Berawal dari bangun pagi, dan
bersepeda mengelilingi kota Magelang yang asri dengan udara yang sejuk.
Dengan perlahan mengayuh sepeda unik saya, mengitari alun-alun sekali.
Kemudian saya melihat dua pegawai PDAM yang sedang mengecek pipa dan
lampu di atas. Dengan sekelumit pertanyaan tentang Water Toren, saya
menanyakan sedikit pertanyaan sekitar Water Toren. Dan pegawai tersebut
dengan sangat ramah menjawab beberapa pertanyaan saya. Beberapa
percakapan pribadi juga terceletuk oleh keramahtamahan pegawai tersebut.
Pintu Water Toren |
Water Toren Magelang |
Kemudian tiba-tiba saya melihat pintu biru terbuka, dan saya minta ijin
untuk masuk, dan begitu istimewa ketika ternyata saya diijinkan
memasuki bangunan istimewa, bahkan ditawari naik sampai puncak bangunan
heritage fenomenal berupa menara air / water toren Magelang. Dan saya
tidak mau menyia-nyiakan tawaran istimewa ini, walaupun sebenarnya takut
ketinggian. hehe....
Perasaan yang bercampur aduk, bahagia dan
sedih pula. Sebagian perasaan bahagia adalah kesempatan ini sangat
langka, bahkan tak terduga. Salah satu impian semua pecinta heritage
Magelang adalah naik Water Toren ini sampai puncak.
Sangat Beruntung Bisa Sampai Puncak Water Toren Magelang |
Dan saya adalah
salah satu bagian dari yang sangat beruntung.... hehe.... Dan sebagian
perasaan sedih adalah: terkadang saya berpikir kalau bangunan ini susah
merawatnya, bahkan ada bagian lantai yang rusak.
Overall saya sangat senang dengan kunjungan yang istimewa kali ini :)
Sejarah Water Toren Magelang
"Aloon-Aloon. Magelang. Java" Source: http://media-kitlv.nl/image/f8d729ba-3f04-4587-ae7a-8887824a488b |
Menara air yang dibangun pada tahun 1916 dan diarsiteki oleh Herman
Thomas Karsten ini, diketahui bahwa menara air mulai beroperasi
mencukupi kebutuhan air masyarakat Kota Magelang pada tahun 1920. Menara
yang dibangun dengan 32 pilar ini memiliki tinggi 21,2 m dan dapat
menampung 1,750 juta liter air. Dari arsip yang berada di bangunan
seluas 395,99 m ini, diketahui bahwa menara air terdiri dari beberapa
bagian dan bagian paling bawah yang berbentuk melingkar, dulunya
merupakan bangunan yang diperuntukkan laboratorium, ruang pelayanan
pelanggan, ruang administrasi dan ruang pengontrol air.
Air yang masuk
ke menara ini berasal dari beberapa sumber mata air yang ada di dusun
Taroman, desa Kalinongko, Kecamatan Bandongan. Sejak 2 Mei 1920, melalui
beberapa pipa induk, air mulai dialirkan ke masyarakat Kota Magelang
yang ada di sekitar menara.
Keberadaanya sampai sekarang ini masih
berfungsi dengan baik, serta dibutuhkan oleh masyarakat Kota Magelang.
Selain berfungsi sebagai penampungan air, menara tersebut juga menjadi
'landmark' atau penanda yang khas dari Kota Magelang.
Karena alun-alun
adalah area publik yang berfungsi sebagai sarana rekreasi warga, maka
tak heran kalau sehari-hari di sekitar menara air ini kerap dijumpai
kerumunan orang duduk-duduk bersantai melepas lelah menikmati suasana
Kota Magelang. Dan alun-alun Magelang juga sangat unik. Keunikan ini tergambarkan dalam toleransi beragama. Alun-alun dikelilingi oleh Masjid Agung Magelang, Klenteng Liong Hok Bio, Gereja Katolik St. Ignatius dan Gereja Kristen (GPIB).
Toleransi Beragama di Kawasan Magelang |
No comments:
Post a Comment