Saturday, 9 January 2016

MATA AIR NDAS GENDING

Magelang dikenal sebagai salah satu pusat peradaban masa pra sejarah, masa Hindu - Budha, masuknya Islam, dan hingga masa modern yang berpengaruh di nusantara. Sejak jaman pra sejarah hingga kini, tanah Magelang selalu diberikan kesuburan. Selain itu, Magelang terkenal dengan mata air yang sangat melimpah. Debit air tidak pernah habis walaupun musim panas sekalipun. Contoh saja: Tuk Mas yang menjadi salah satu cikal bakal peradaban Magelang karena sumber mata air "Dewa", Curug Silawe, Curuk Sekar Langit, dan sebagainya. Bagi Magelang, unsur air sudah seperti tradisi budaya yang selalu dihormati.
Pemandangan Di Pemandian Ndas gending
Dalam peradaban Hindu, unsur air sangat penting karena sebagai sumber penghidupan. Maka dari itu, biasanya seputaran sumber air ditemukan bekas peninggalan berupa tempat sesaji yang diperuntukkan Dewa (Yang Maha Esa) karena sudah memberikan kehidupan. Sumber air dianggap suci karena memiliki filosofi kehidupan bahwa menginjak bumi petrama kali adalah kelahiran yang suci. Begitu pula Magelang, seharusnya lebih bisa menghargai sumber air yang sudah diberikan bumi dengan cara tetap melestarikan sumber air agar tidak rusak.

NDAS GENDING
Salah satu sumber mata air di Magelang adalah Ndas Gending. Mata air Ndas Gending atau yang biasa disebut Kali Gending Ganjuran sudah menjadi bagian penting dari desa Ganjuran Sukorejo (lokasi: klik). Masyarakat sekitar memanfaatkan kali Gending ini untuk air minum, mencuci dan aktivitas harian lainnya. Tak hanya itu saja, Kali Gending digunakan untuk sarana memancing, serta digunakan sebagai pengairan di sektor pertanian. Kebersihan air kali Gending yang tetap terjaga dari dahulu hingga sekarang (red. 2016) menjadi daya tarik bagi warga Magelang dan sekitarnya. Kolam pemandian Gending terbagi menjadi 3 bagian kolam, kolam mandi wanita, kolam mandi anak-anak dan kolam mandi pria.

Nama Ndas Gending memiliki arti tertentu. Ndas merupakan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki arti Kepala. Gending yang memiliki arti mata air, atau arti kata lain alat musik Jawa yang terbuat dari perunggu dengan cara ditabuh / dipukul untuk memainkannya. Di Kali Gending ini memang terdapat beberapa bentuk kepala mahluk "jadi-jadian" pada tembok pembatas. Kepala ini yang diyakini beberapa masyarakat sebagai penunggu Kali Gending secara metafisika. Bentuk kepala ini mengabadikan kesenian Jatilan dari dusun Ganjuran Kali Gending berupa Barongan dan Buto. Ya, tidak bisa disepelekan mengingat sumber air merupakan salah satu bentuk kehidupan dari Yang Maha Esa, tak ada salahnya juga kita menghormati dan menghargai hasil karya Tuhan ini dengan cara tidak sembrono di tempat yang alami ini.

Kali Gending ini akan mengalir hingga Sungai Progo dan berhilir pada Laut Selatan. Kali Gending tidak digunakan untuk aktivitas harian saja. Namun pada waktu tertentu digunakan sebagai aktivitas relijius, seperti Padusan. Kolam Kali Gending ini akan ramai digunakan handai taulan Muslim untuk mandi (simbol menjaga kebersihan secara jasmani dan rohani) sebelum menginjak bulan puasa / ramadhan. Ada pula aktivitas bagi kalangan tertentu, selalu ada yang mandi pada malam Jumat di weton (hari penanggalan Jawa) tertentu.

Ya, dari jaman era pra sejarah hingga modern pun sebenarnya memiliki kebudayaan yang sama, menghormati dan mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Cara dan budayanya mungkin tidak sama, namun manusia masih diberi akal budi yang menunjukkan bahwa segala sumber kehidupan yang diberikan Tuhan merupakan hal yang harus dijaga, secara fisik dan non fisik. 
sayang sekali beberapa orang masih jahil merusak keindahan

STREET CULINARY
Setelah asyik berenang, tak ada salahnya menikmati kuliner lokal. Street Culinary saat ini saya mencoba angkringan. Ternyata ada kenikmatan tersendiri menikmati sajian angkringan yang baru saja dibuka. Terang saja, menu masih komplit dan gorengan juga masih krispi. Selain harga dijamin sangat miring dan tidak bikin kantong bolong, hubungan sosial masyarakat menjadi setara di dalam tenda angkringan. Yuk dicoba... :)
Street Culinary: Angkringan

4 comments:

  1. Tidak lengkap rasanya wisata mandi tanpa makan. Street Culinary jadi pilihan :D hehehee

    ReplyDelete
  2. share pic ya kak,, salam kenal..

    ReplyDelete
  3. Permisi kak mau tanya2 ttg tulisan ini boleh

    ReplyDelete